MAKALAH
HADITS TENTANG SETAN YANG DIBELENGGU
DALAM BULAN RAMADHAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hadits Kontekstual
Dosen Pengampu: Hj. Sri Purwaningsih, M.Ag.
Disusun
oleh:
Abdul muhaimin (124211014)
FAKULTAS
USHULUDDIN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
- LATAR BELAKANG
Adakalanya suatu hadits berkaitan
erat dengan keadaan yang sedang terjadi. Keadaan itu tidak termuat dalam matan
hadits yang bersangkutan. Untuk mengkaji lebih khusus tentang pemahaman hadits
yang berkaitan dengan keadaan yang sedang terjadi atau berkembang, berikut ini
akan dikemukakan salah satu hadits yang berisi tentang setan yang dibelenggu
dalam bulan Ramadhan.
اذا جاء رمضان فتحت ابواب الجنة وغلقت ابواب النار وصفدت
الشياطين (رواه البخارى ومسلم وغيرهما عن ابى هريرة(
“Apabila bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga
terbuka, pintu-pintu neraka terkunci, dan para setan terbelenggu”
- RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana penerapan dalam
memahami hadits secara kontektual pada hadits setan yang dibelenggu dalam bulan
Ramadhan?
- PEMBAHASAN
1.
Pemahaman hadits
kontekstual terhadap hadits tentang setan yang dibelenggu dalam bulan Ramadhan?
اذا جاء رمضان فتحت ابواب الجنة وغلقت ابواب النار وصفدت الشياطين (رواه البخارى ومسلم وغيرهما عن ابى هريرة)
“Apabila bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surge
terbuka, pintu-pintu neraka terkunci, dan para setan terbelenggu”
Pemahaman secara tekstual terhadap
hadits di atas menyatakan bahwa karena bulan Ramadhanlah, maka otomatis
pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka terkunci, dan para setan
terbelenggu. Pemahaman itu menonjolkan keutamaan bulan Ramadhan saja tanpa
menyertakan berbagai amal yang seharusnya dilakukan oleh para orang yang
beriman pada bulan Ramadhan tersebut.
Dengan pemahaman secara tekstual,
maka kenyataan dalam masyarakat sering sulit dijawab. Dalam masyarakat sering
terjadi pencurian dan perzinaan pada bulan Ramadhan. Sekirannya kata
“dibelenggu” tersebut diartikan secara fisik dan penyebab dibelenggunya semua
setan itu adalah bulan Ramadhan, niscaya tidak ada orang yang melakukan
perbuatan maksiat pada bulan itu. Kenyataannya, pada bulan Ramadhan tetap saja
ada peristiwa yang melanggar syari'at-syari'at agama.
Dengan demikian, pemahaman hadits di
atas secara tekstual kurang tepat. Dan yang lebih tepat adalah pemahaman secara
kontekstual.
Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah
dan bulan ampunan. Pada bulan itu orang-orang yang beriman berusaha
melaksanakan berbagai ibadah, antara lain puasa, tadarrus al-Qur'an, zikir, dan
qiyam al-lail, serta berbagai amal kebajikan lainnya. Dalam pada itu, selama
menjalani ibadah-ibadah tersebut, orang-orang yang beriman berusaha selalu
jujur, menghindari diri dari pertengkaran, dan berusaha keras untuk tidak
melakukan perbuatan maksiat. Dengan demikian, hampir-hampir tidak ada celah
waktu yang memberi peluang bagi setan untuk mengganggu orang-orang yang beriman
pada bulan Ramadhan. Keadaan seperti itu menjadikan para setan terbelenggu,
dalam arti tidak dapat mengganggu orang-orang yang beriman yang sedang sibuk
dan asyik dengan berbagai ibadah dan amal kebajikan lainnya. Suasana yang
demikian itu dengan sendirinya menjadikan pintu-pintu surga terbuka luas dan
pintu-pintu neraka terkunci rapat.
Adapun bagi orang-orang yang tidak
melakukan berbagai ibadah dan kebajikan lainnya, serta tidak berusaha untuk
menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang terlarang, maka walaupun saat itu
sedang dalam bulan Ramadhan, setan tetap saja bebas mengganggu mereka, pintu
surga tertutup, dan pintu neraka terbuka. Jadi, yang menjadikan setan
terbelenggu bukanlah semata-mata bulan Ramadhan, melainkan dalam bulan
Ramadhan, orang-orang yang beriman berusaha keras untuk melakukan berbagai
ibadah dan amal kebajikan lainnya. Ajaran Islam tentang kemuliaan bulan
Ramadhan dan penghargaan Allah terhadap amal-amal yang dilakukan dalam bulan
Ramadhan berlaku tanpa terikat oleh tempat dan waktu. Karenanya, ajaran
tersebut bersifat universal.[1]
Salah satu kriteria dalam memahami
sebuah hadits menurut Dr. Yusuf Qardhawi juga menyebutkan bahwa perlu juga
adanya pembedaan antara ungkapan yang bermakna sebenarnya dan yang beresifat
majaz. Karena bahasa arab yang banyak mempunyai maksud majazi dan Rasul sendiri
yang merupakan seseorang paling menguasai balaghah. Ucapan-ucapanya adalah
bagian dari wahyu sehingga tidak heran jika banyak hadits yang mengandung
majaz. Sehingga cocok pula ketika metode pemahaman hadits ini diterapkan pada
hadits tersebut di atas yang mana menggunakan makna majazi atas hadits
tersebut. [2]
Menurut al-Hafidz Ibnu Hajar
berpendapat seraya menukil dari al-Hulaimy bahwa kemungkinan maksudnya adalah
para setan tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum muslimin, sebagaimana yang
mereka lakukan pada bulan lainnya. Karena kesibukan mereka dalam beribadah.
Atau yang dimaksud “dibelenggu” adalah dibelenggu dengan puasa yang berfungsi
sebagai meneken dorongan syahwat, atau dengan bacaan al-Qur’an dan dzikir.[3]
BAB III
KESIMPULAN
Bahwa hadits yang tersebut di atas
jika kita pahami secara tekstual tentu akan menimbulkan ketidak cocokan dengan
kenyataan kehidupan yang biasa kita lihat dalam bulan Ramadhan. Seperti halnya
banyak kasus-kasus yang melanggar norma agama dan tidak berkurangnya berita
pencurian, pembuhunan dan lain sebagainya di media pemberitaan. Oleh karena itu
perlulah kita maknai hadits tersebut secara kontekstual, dimana arti dari setan
yang dibelenggu, dan neraka yang terbuka lebar bukan murni yang disebabkan oleh
hadirnya bulan Ramadhan. Akan tetapi karena di bulan Ramadhan itulah memang
umat muslim yang taat sedunia berusaha untuk meningkatkan segala hal yang
beraroma ibadah. Setan-setan yang mengganggunya tidak berkutik. Hingga surgalah
yang terbuka bagi mereka. Akan tetapi bagi orang yang tidak taat, maka setan
tetaplah setan yang selalu mencari sudut-sudut kegelapan pada diri seseorang
untuk menggeretnya ke dalam jurang api neraka. Na’udzu billah….
DAFTAR PUSTAKA
Ismai, M.
Syuhudi. 1994. Hadis Nabi yang tekstual dan Kontekstual. PT. Bulan
Bintang: Jakarta.
Azhari,
Ainul. 2014. Makalah Metode Pemahaman Hadits Dr. Yusuf Qardhawi.
https//islamqa.info/id/39736
|
HADITS TENTANG SETAN YANG DIBELENGGU DALAM BULAN RAMADHAN