BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Al qur’an merupakan kalam Ilahi yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad sebagai dasar pedoman bagi umat manusia. Akan tetapi dalam
sejarah perjalanan syi’ar Islam pada waktu itu tentu tidaklah mudah. Terjadi
banyak tantangan yang Islam hadapi. Salah satunya yaitu orang-orang kafir yang
membantah terhadap seruan-seruan al Qur’an, maka Allah menurunkan ayat-ayat
yang dengannya mematahkan pendapat mereka juga. Dan inilah nanti yang akan
disebut sebagai “jadalil qur’an”.
Dalam makalah ini penyusun akan menguraikan hal
yang berkaitan dengan jadalil qur’an.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian jadalil qur’an?
2.
Bagaimana cara untuk munadharah?
3.
Apa saja macam-macam munadharah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
JADALIL QUR’AN
Ilmu jidal atau
jadalil qur’an ialah ilmu yang membahas tentang bantahan al Qur’an
terhadap orang yang mengingkari seruan
dan keterangannya.[1]
Menurut Hasbi
ash-Ashidiqi dalam bukunya menyebutkan bahwa Jadal dan Jidal ialah bertukar
fikiran untuk mengalahkan lawan[2]. Orang yang
berdebat mempunyai maksud agar lawan berdebatnya goyah dalam pendirian
sehingga ia berpaling dari pendiriannya itu.
Jadal atau berdebat merupakan salah satu tabiat atau kebiasaan manusia,
sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 54:
ô‰s)s9ur
$oYøù§Ž|À
’Îû
#x‹»yd
Èb#uäöà)ø9$#
Ĩ$¨Z=Ï9
`ÏB
Èe@à2
9@sWtB
4
tb%x.ur
ß`»|¡RM}$#
uŽsYò2r&
&äóÓx«
Zwy‰y`
ÇÎÍÈ
“Dan
Sesungguhnya kami Telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran Ini
bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.” (QS. 18 : 54)
Rasul sebagai utusan Allah, disuruh untuk berdebat dengan orang-orang musyrik
dengan jalan yang baik untuk mematahkan keruncingan (pemahaman dan lain-lain)
orang-orang musyrik tersebut. Dan Allah pun membolehkan kita untuk
bermunadharah[3] dengan ahlul
kitab dengan mempergunakan jalan yang baik.
Allah menyuruh atau membolehkan kita untuk bermunadharah dengan orang-orang di
luar Islam adalah untuk menampakkan kebenaran dan menegakkan keterangan
terhadap benarnya kebenaran yang ditampakkan itu. Hal inilah jalan yang
dipergunakan Al-Quran dalam memberi petunjuk kepada orang kafir dan mematahkan
keterangan-keterangan orang-orang yang menantang Al-Quran.[4]
B. CARA
AL-QURAN DALAM BERMUNADHARAH
Al-qur’an tidak
menempuh jalan yang ditempuh oleh para mutakallimin yang memerlukan adanya
mukaddimah (premis) dan natijah (konklusi) sebagai yang telah diterangkan oleh
ilmu manthiq. Yaitu mengambil dalil dengan suatu kulliy terhadap juz-iy dalam
qiyas syumul. Atau mengambil dalil dengan salah satu juz-iy
terhadap yang lain pada qiyas tamsilatau mengambil dalil dengan
juz-iy terhadap kully pada qiyas istiqra’. Hal yang demikian
itu, adalah:
a.
Karena Al-Quran menghadapi orang Arab dengan
bahasa yang diketahui mereka.
b.
Karena berpegang kepada yang mudah ditanggapi
yaitu beriman kepada apa yang dapat dirasakan tanpa memerlukan pemikiran yang
dalam adalah lebih kuat pengaruhnya.
c.
Karena mempergunakan tutur kata yang tidak
mudah dapat dipahami, merupakan teka-teki yang hanya dapat dipahami oleh
orang-orang tertentu.[5]
C. BEBERAPA
MACAM MUNADHARAH AL-QURAN DAN DALIL-DALILNYA
Di bawah ini
beberapa contoh macam munadharah yang ada dalam Al-Qur’an beserta
dalil-dalilnya.
1. Menyebutkan
ayat-ayat yang menyuruh kita melakukan nadhar dan tadabbur, memperhatikan
keadaan alam untuk menjadi dalil buat menetapkan dasar-dasar akidah, seperti
ke-Esaan Allah dalam ke-uluhiyahan-Nya, iman kepada Malaikat, iman kepada
Kitab, iman kepada Rasul dan iman kepada Hari Akhir. Hal seperti ini banyak
sekali disebut dalam Al-Quran. Seperti dalam Q.S al-Baqarah:21-22
$pkš‰r'¯»tƒ
â¨$¨Y9$#
(#r߉ç6ôã$#
ãNä3/u‘
“Ï%©!$#
öNä3s)n=s{
tûïÏ%©!$#ur
`ÏB
öNä3Î=ö6s%
öNä3ª=yès9
tbqà)Gs?
ÇËÊÈ “Ï%©!$#
Ÿ@yèy_
ãNä3s9
uÚö‘F{$#
$V©ºtÏù
uä!$yJ¡¡9$#ur
[ä!$oYÎ/
tAt“Rr&ur
z`ÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB
ylt÷zr'sù
¾ÏmÎ/
z`ÏB
ÏNºtyJ¨V9$#
$]%ø—Í‘
öNä3©9
(
Ÿxsù
(#qè=yèøgrB
¬!
#YŠ#y‰Rr&
öNçFRr&ur
šcqßJn=÷ès?
ÇËËÈ
“21.Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa,
22.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan
itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu mengetahui”.
2. Membantah
pendapat-pendapat kaum penantang dan mematahkan hujjah mereka. Untuk hal ini,
Al-Quran menempuh beberapa cara, di antaranya :
a.
Menanyakan tentang urusan-urusan yang diterima
baik oleh akal agar orang yang dihadapi itu membenarkan apa yang tadinya
diingkari, seperti mengambil dalil adanya makhluq ini merupakan bukti terhadap
adanya Khaliq.(QS. Ath-Thur : 35-43)
÷Pr&
(#qà)Î=äz
ô`ÏB
ÎŽöxî
>äóÓx«
÷Pr&
ãNèd
šcqà)Î=»y‚ø9$#
ÇÌÎÈ ÷Pr&
(#qà)n=yz
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚö‘F{$#ur
4
@t/
žw
tbqãZÏ%qãƒ
ÇÌÏÈ ÷Pr&
öNèdy‰ZÏã
ßûÉî!#t“yz
y7În/u‘
÷Pr&
ãNèd
tbrãÏÜø‹kÁßJø9$#
ÇÌÐÈ ÷Pr&
öNçlm;
ÒO¯=ß™
tbqãèÏJtGó¡o„
ÏmŠÏù
(
ÏNù'u‹ù=sù
NßgãèÏJtFó¡ãB
9`»sÜù=Ý¡Î0
AûüÎ7•B
ÇÌÑÈ ÷Pr&
ã&s!
àM»oYt7ø9$#
ãNä3s9ur
tbqãZt6ø9$#
ÇÌÒÈ ÷Pr&
óOßgè=t«ó¡n@
#\ô_r&
Nßgsù
`ÏiB
5Qtøó¨B
tbqè=s)÷W•B
ÇÍÉÈ ÷Pr&
ÞOèdy‰YÏã
Ü=ø‹tóø9$#
ôMßgsù
tbqç7çFõ3tƒ
ÇÍÊÈ ÷Pr&
tbr߉ƒÌãƒ
#Y‰øŠx.
(
tûïÏ%©!$$sù
(#rãxÿx.
ç/èf
tbr߉‹Å3yJø9$#
ÇÍËÈ ÷Pr&
öNçlm;
îm»s9Î)
çŽöxî
«!$#
4
z`»ysö6ß™
«!$#
$¬Hxå
tbqä.ÎŽô³ç„
ÇÍÌÈ
“35. Apakah
mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri)?
36. ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?;
sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).
37. ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau
merekakah yang berkuasa?
38. ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan
pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di
antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata.
39. ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu
anak-anak laki-laki?
40. ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka
dibebani dengan hutang?
41. Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu
mereka menuliskannya?
42. ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang
yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya.
43. ataukah mereka mempunyai Tuhan selain Allah. Maha suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan”.
b.
Mengambil dalil dengan asal kejadian untuk
menetapkan adanya hari berbangkit. (Q.S Fushshilat : 39)
ô`ÏBur
ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä
y7¯Rr&
“ts?
uÚö‘F{$#
Zpyèϱ»yz
!#sŒÎ*sù $uZø9t“Rr& $pköŽn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨”tI÷d$# ôMt/u‘ur 4
¨bÎ) ü“Ï%©!$# $yd$u‹ômr& Ç‘ósßJs9 #’tAöqyJø9$# 4
¼çm¯RÎ) 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« íƒÏ‰s% ÇÌÒÈ
“39. dan di
antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka
apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati.
Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
c.
Membatalkan pendapat lawan dengan membuktikan
kebenaran sesuatu yang berlawanan dengan pendapat lawan itu.
(QS. Al-An’am :
91)
$tBur
(#râ‘y‰s%
©!$#
¨,ym
ÿ¾ÍnÍ‘ô‰s%
øŒÎ)
(#qä9$s%
!$tB
tAt“Rr&
ª!$#
4’n?tã
9Ž|³o0
`ÏiB
&äóÓx«
3
ö@è%
ô`tB
tAt“Rr&
|=»tGÅ3ø9$#
“Ï%©!$#
uä!%y`
¾ÏmÎ/
4Óy›qãB
#Y‘qçR
“Y‰èdur
Ĩ$¨Y=Ïj9
(
¼çmtRqè=yèøgrB
}§ŠÏÛ#ts%
$pktXr߉ö6è?
tbqàÿøƒéBur
#ZŽÏWx.
(
OçFôJÏk=ãæur
$¨B
óOs9
(#þqçHs>÷ès?
óOçFRr&
Iwur
öNä.ät!$t/#uä
(
È@è%
ª!$#
(
¢OèO
öNèdö‘sŒ
’Îû
öNÍkÅÎöqyz
tbqç7yèù=tƒ
ÇÒÊÈ
“91. dan mereka tidak menghormati
Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah
tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah
yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan
petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang
bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan
sebahagian besarnya, Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan
bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah
(yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada
mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.”
d.
Mengumpulkan beberapa sifat dan menerangkan
bahwa sifat-sifat itu bukanlah illat hukum yang di dalam istilah dinamakan sabr
dan taqsim.(QS. Al-An’am : 142, 144)
šÆÏBur ÉO»yè÷RF{$# \'s!qßJym $V©ósùur 4 (#qè=à2 $£JÏB ãNä3x%y—u‘ ª!$# Ÿwur (#qãèÎ7Fs? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Ar߉tã ×ûüÎ7•B ÇÊÍËÈ
“142. dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk
pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang telah
diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
z`ÏBur
È@Î/M}$#
Èû÷üuZøO$#
šÆÏBur
Ìs)t7ø9$#
Èû÷üuZøO$#
3
ö@è%
ÈûøïtŸ2©%!!#uä
tP§ym
ÏQr&
Èû÷üu‹sVRW{$#
$¨Br&
ôMn=yJtGô©$#
Ïmø‹n=tã
ãP%tnö‘r&
Èû÷üu‹sVRW{$#
(
÷Pr&
óOçGYà2
uä!#y‰pkà
øŒÎ)
ãNà68¢¹ur
ª!$#
#x‹»ygÎ/
4
ô`yJsù
ÞOn=øßr&
Ç`£JÏB
3“uŽtIøù$#
’n?tã
«!$#
$\/É‹Ÿ2
¨@ÅÒã‹Ïj9
}¨$¨Z9$#
ÎŽötóÎ/
AOù=Ïæ
3
¨bÎ)
©!$#
Ÿw
“ωöku‰
tPöqs)ø9$#
šúüÏJÎ=»©à9$#
ÇÊÍÍÈ
“144. dan
sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang
jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam
kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini
bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat
Dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?"
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
e.
Menundukkan lawan dan mematahkan hujjahnya dengan
menerangkan bahwa pendapat lawan itu adalah pendapat yang tidak dibenarkan oleh
seseorangpun.[6] (QS. Al-An’am
: 100-101)
(#qè=yèy_ur ¬! uä!%x.uŽà° £`Ågø:$# öNßgs)n=yzur ( (#qè%tyzur ¼çms9 tûüÏZt/ ¤M»oYt/ur ÎŽötóÎ/ 5Où=Ïæ 4 ¼çmoY»ysö7ß™ 4’n?»yès?ur $£Jtã šcqàÿÅÁtƒ ÇÊÉÉÈ ßìƒÏ‰t/ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur ( 4’¯Tr& ãbqä3tƒ ¼çms9 Ó$s!ur óOs9ur `ä3s? ¼ã&©! ×pt6Ås»|¹ ( t,n=yzur ¨@ä. &äóÓx« ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇÊÉÊÈ
“100. dan mereka (orang-orang
musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, Padahal Allah-lah yang
menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan):
"Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa
(berdasar) ilmu pengetahuan[495]. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari
sifat-sifat yang mereka berikan.
101.
Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak
mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala
sesuatu.
[495]
Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan
Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan Malaikat putra-putra Allah.
mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.”
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadal dan Jidal
ialah bertukar fikiran atas dasar menundukkan lawan. Orang yang berdebat
mempunyai maksud agar lawan berdebatnya goyah dalam pendirian sehingga ia
berpaling dari pendiriannya itu.
Macam-macam
munadharah yaitu agar kita bisa bertadabbur, dan membantah pendapat kaum-kaum
penantang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
al-Karim
ash shiddieqy, Hasbi.
1972. Ilmu-Ilmu al-Qur’an Media-Media Pokok Dalam Menafsirkan al-Qur’an.
Bulan Bintang: Jakarta
Hamzah, Muchotob. 2003. Studi al-Qur’an Komprehensif. Gama
Media: Wonosobo
[2] Hasbi ash shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an Media-Media Pokok Dalam
Menafsirkan al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang. 1972), hal. 183
[4] http://asepsofwanismail.blogspot.com/2010/01/ilmu-jadalil-qiran.html diakses pada 18:45-24.3.2014
[5]
Hasbi ash
shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an
Media-Media Pokok Dalam Menafsirkan al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang.
1972), hal. 184
[6]
http://asepsofwanismail.blogspot.com/2010/01/ilmu-jadalil-qiran.html diakses pada 18:45-24.3.2014
Jadalil Qur'an