Monday, 2 June 2014

Jadalil Qur'an



BAB I
PENDAHULUAN

I.              LATAR BELAKANG
Al qur’an merupakan kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai dasar pedoman bagi umat manusia. Akan tetapi dalam sejarah perjalanan syi’ar Islam pada waktu itu tentu tidaklah mudah. Terjadi banyak tantangan yang Islam hadapi. Salah satunya yaitu orang-orang kafir yang membantah terhadap seruan-seruan al Qur’an, maka Allah menurunkan ayat-ayat yang dengannya mematahkan pendapat mereka juga. Dan inilah nanti yang akan disebut sebagai “jadalil qur’an”.
Dalam makalah ini penyusun akan menguraikan hal yang berkaitan dengan jadalil qur’an.

II.           RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian jadalil qur’an?
2.      Bagaimana cara untuk munadharah?
3.      Apa saja macam-macam munadharah?
















BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN JADALIL QUR’AN
           Ilmu jidal atau jadalil qur’an ialah ilmu yang membahas tentang bantahan al Qur’an terhadap  orang yang mengingkari seruan dan keterangannya.[1] 
Menurut Hasbi ash-Ashidiqi dalam bukunya menyebutkan bahwa Jadal dan Jidal ialah bertukar fikiran untuk mengalahkan lawan[2]. Orang yang berdebat mempunyai maksud  agar lawan berdebatnya goyah dalam pendirian sehingga ia berpaling dari pendiriannya itu.
            Jadal atau berdebat merupakan salah satu tabiat atau kebiasaan manusia, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 54:
ôs)s9ur $oYøù§Ž|À Îû #x»yd Èb#uäöà)ø9$# Ĩ$¨Z=Ï9 `ÏB Èe@à2 9@sWtB 4 tb%x.ur ß`»|¡RM}$# uŽsYò2r& &äóÓx« Zwyy` ÇÎÍÈ  
“Dan Sesungguhnya kami Telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran Ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (QS. 18 : 54)
            Rasul sebagai utusan Allah, disuruh untuk berdebat dengan orang-orang musyrik dengan jalan yang baik untuk mematahkan keruncingan (pemahaman dan lain-lain) orang-orang musyrik tersebut. Dan Allah pun membolehkan kita untuk bermunadharah[3] dengan ahlul kitab dengan mempergunakan jalan yang baik.
            Allah menyuruh atau membolehkan kita untuk bermunadharah dengan orang-orang di luar Islam adalah untuk menampakkan kebenaran dan menegakkan keterangan terhadap benarnya kebenaran yang ditampakkan itu. Hal inilah jalan yang dipergunakan Al-Quran dalam memberi petunjuk kepada orang kafir dan mematahkan keterangan-keterangan orang-orang yang menantang Al-Quran.[4]
B. CARA AL-QURAN DALAM BERMUNADHARAH
Al-qur’an tidak menempuh jalan yang ditempuh oleh para mutakallimin yang memerlukan adanya mukaddimah (premis) dan natijah (konklusi) sebagai yang telah diterangkan oleh ilmu manthiq. Yaitu mengambil dalil dengan suatu kulliy terhadap juz-iy dalam qiyas syumul. Atau mengambil dalil dengan salah satu juz-iy terhadap yang lain pada qiyas tamsilatau mengambil dalil dengan juz-iy terhadap kully pada qiyas istiqra’. Hal yang demikian itu, adalah:
a.       Karena Al-Quran menghadapi orang Arab dengan bahasa yang diketahui mereka.
b.      Karena berpegang kepada yang mudah ditanggapi yaitu beriman kepada apa yang dapat dirasakan tanpa memerlukan pemikiran yang dalam adalah lebih kuat pengaruhnya.
c.       Karena mempergunakan tutur kata yang tidak mudah dapat dipahami, merupakan teka-teki yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu.[5]

C. BEBERAPA MACAM MUNADHARAH AL-QURAN DAN DALIL-DALILNYA
Di bawah ini beberapa contoh macam munadharah yang ada dalam Al-Qur’an beserta dalil-dalilnya. 
1.      Menyebutkan ayat-ayat yang menyuruh kita melakukan nadhar dan tadabbur, memperhatikan keadaan alam untuk menjadi dalil buat menetapkan dasar-dasar akidah, seperti ke-Esaan Allah dalam ke-uluhiyahan-Nya, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab, iman kepada Rasul dan iman kepada Hari Akhir. Hal seperti ini banyak sekali disebut dalam Al-Quran. Seperti dalam Q.S al-Baqarah:21-22

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Y9$# (#rßç6ôã$# ãNä3­/u Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇËÊÈ   Ï%©!$# Ÿ@yèy_ ãNä3s9 uÚöF{$# $V©ºtÏù uä!$yJ¡¡9$#ur [ä!$oYÎ/ tAtRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr'sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%øÍ öNä3©9 ( Ÿxsù (#qè=yèøgrB ¬! #YŠ#yRr& öNçFRr&ur šcqßJn=÷ès? ÇËËÈ  
“21.Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu mengetahui”.

2.      Membantah pendapat-pendapat kaum penantang dan mematahkan hujjah mereka. Untuk hal ini, Al-Quran menempuh beberapa cara, di antaranya :
a.       Menanyakan tentang urusan-urusan yang diterima baik oleh akal agar orang yang dihadapi itu membenarkan apa yang tadinya diingkari, seperti mengambil dalil adanya makhluq ini merupakan bukti terhadap adanya Khaliq.(QS. Ath-Thur : 35-43)
÷Pr& (#qà)Î=äz ô`ÏB ÎŽöxî >äóÓx« ÷Pr& ãNèd šcqà)Î=»yø9$# ÇÌÎÈ   ÷Pr& (#qà)n=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur 4 @t/ žw tbqãZÏ%qムÇÌÏÈ   ÷Pr& öNèdyZÏã ßûÉî!#tyz y7În/u ÷Pr& ãNèd tbrãÏÜøkÁßJø9$# ÇÌÐÈ   ÷Pr& öNçlm; ÒO¯=ß tbqãèÏJtGó¡o ÏmŠÏù ( ÏNù'uù=sù NßgãèÏJtFó¡ãB 9`»sÜù=Ý¡Î0 AûüÎ7B ÇÌÑÈ   ÷Pr& ã&s! àM»oYt7ø9$# ãNä3s9ur tbqãZt6ø9$# ÇÌÒÈ   ÷Pr& óOßgè=t«ó¡n@ #\ô_r& Nßgsù `ÏiB 5Qtøó¨B tbqè=s)÷WB ÇÍÉÈ   ÷Pr& ÞOèdyYÏã Ü=øtóø9$# ôMßgsù tbqç7çFõ3tƒ ÇÍÊÈ   ÷Pr& tbr߃̍ム#YøŠx. ( tûïÏ%©!$$sù (#rãxÿx. ç/èf tbrßÅ3yJø9$# ÇÍËÈ   ÷Pr& öNçlm; îm»s9Î) çŽöxî «!$# 4 z`»ysö6ß «!$# $¬Hxå tbqä.ÎŽô³ç ÇÍÌÈ  
“35. Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?
36. ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).
37. ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?
38. ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata.
39. ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki?
40. ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan hutang?
41. Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya?
42. ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya.
43. ataukah mereka mempunyai Tuhan selain Allah. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.


b.      Mengambil dalil dengan asal kejadian untuk menetapkan adanya hari berbangkit. (Q.S Fushshilat : 39)
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä y7¯Rr& ts? uÚöF{$# Zpyèϱ»yz !#sŒÎ*sù $uZø9tRr& $pköŽn=tæ uä!$yJø9$# ôN¨tI÷d$# ôMt/uur 4 ¨bÎ) üÏ%©!$# $yd$uômr& ÇósßJs9 #tAöqyJø9$# 4 ¼çm¯RÎ) 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« 퍃Ïs% ÇÌÒÈ  
“39. dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

c.       Membatalkan pendapat lawan dengan membuktikan kebenaran sesuatu yang berlawanan dengan pendapat lawan itu. (QS. Al-An’am : 91)
$tBur (#râys% ©!$# ¨,ym ÿ¾ÍnÍôs% øŒÎ) (#qä9$s% !$tB tAtRr& ª!$# 4n?tã 9Ž|³o0 `ÏiB &äóÓx« 3 ö@è% ô`tB tAtRr& |=»tGÅ3ø9$# Ï%©!$# uä!%y` ¾ÏmÎ/ 4ÓyqãB #YqçR Yèdur Ĩ$¨Y=Ïj9 ( ¼çmtRqè=yèøgrB }§ŠÏÛ#ts% $pktXrßö6è? tbqàÿøƒéBur #ZŽÏWx. ( OçFôJÏk=ãæur $¨B óOs9 (#þqçHs>÷ès? óOçFRr& Iwur öNä.ät!$t/#uä ( È@è% ª!$# ( ¢OèO öNèdösŒ Îû öNÍkÅÎöqyz tbqç7yèù=tƒ ÇÒÊÈ  
“91. dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.”

d.      Mengumpulkan beberapa sifat dan menerangkan bahwa sifat-sifat itu bukanlah illat hukum yang di dalam istilah dinamakan sabr dan taqsim.(QS. Al-An’am : 142, 144)
šÆÏBur ÉO»yè÷RF{$# \'s!qßJym $V©ósùur 4 (#qè=à2 $£JÏB ãNä3x%yu ª!$# Ÿwur (#qãèÎ7­Fs? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Arßtã ×ûüÎ7B ÇÊÍËÈ  
“142. dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
z`ÏBur È@Î/M}$# Èû÷üuZøO$# šÆÏBur ̍s)t7ø9$# Èû÷üuZøO$# 3 ö@è% ÈûøïtŸ2©%!!#uä tP§ym ÏQr& Èû÷üusVRW{$# $¨Br& ôMn=yJtGô©$# Ïmøn=tã ãP%tnör& Èû÷üusVRW{$# ( ÷Pr& óOçGYà2 uä!#ypkà­ øŒÎ) ãNà68¢¹ur ª!$# #x»ygÎ/ 4 ô`yJsù ÞOn=øßr& Ç`£JÏB 3uŽtIøù$# n?tã «!$# $\/ÉŸ2 ¨@ÅÒãÏj9 }¨$¨Z9$# ÎŽötóÎ/ AOù=Ïæ 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# šúüÏJÎ=»©à9$# ÇÊÍÍÈ  
“144. dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat Dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

e.       Menundukkan lawan dan mematahkan hujjahnya dengan menerangkan bahwa pendapat lawan itu adalah pendapat yang tidak dibenarkan oleh seseorangpun.[6] (QS. Al-An’am : 100-101)
(#qè=yèy_ur ¬! uä!%x.uŽà° £`Ågø:$# öNßgs)n=yzur ( (#qè%tyzur ¼çms9 tûüÏZt/ ¤M»oYt/ur ÎŽötóÎ/ 5Où=Ïæ 4 ¼çmoY»ysö7ß 4n?»yès?ur $£Jtã šcqàÿÅÁtƒ ÇÊÉÉÈ   ßìƒÏt/ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( 4¯Tr& ãbqä3tƒ ¼çms9 Ó$s!ur óOs9ur `ä3s? ¼ã&©! ×pt6Ås»|¹ ( t,n=yzur ¨@ä. &äóÓx« ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇÊÉÊÈ  
“100. dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, Padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495]. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.

[495] Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan Malaikat putra-putra Allah. mereka mengatakan demikian karena kebodohannya.”








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadal dan Jidal ialah bertukar fikiran atas dasar menundukkan lawan. Orang yang berdebat mempunyai maksud  agar lawan berdebatnya goyah dalam pendirian sehingga ia berpaling dari pendiriannya itu.
Macam-macam munadharah yaitu agar kita bisa bertadabbur, dan membantah pendapat kaum-kaum penantang.
       



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim
ash shiddieqy, Hasbi. 1972. Ilmu-Ilmu al-Qur’an Media-Media Pokok Dalam Menafsirkan al-Qur’an. Bulan Bintang: Jakarta
Hamzah, Muchotob. 2003. Studi al-Qur’an Komprehensif. Gama Media: Wonosobo











[1] Muchotob Hamzah, Studi al-Qur’an Komprehensif, (Wonosobo: Gama Media, 2003), hal 179
[2] Hasbi ash shiddieqy,  Ilmu-Ilmu al-Qur’an Media-Media Pokok Dalam Menafsirkan al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang. 1972), hal. 183
[3] Munadharah: bertukar pikiran
[5] Hasbi ash shiddieqy,  Ilmu-Ilmu al-Qur’an Media-Media Pokok Dalam Menafsirkan al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang. 1972), hal. 184

0 comments:

Post a Comment