ISLAM,
Madu atau racun?
Sekitar
beberapa bulan yang lalu, sempat muncul kembali pertanyaan ‘apalagi itu?’. Lagi
dan lagi dentuman suara keras menghantam telinga manusia - manusia bernyawa
sampai bisa mengundang malaikat Izrail untuk melakukan tugasnya sebagai
pencabut nyawa. Bom demi bom meledak dalam guliran – guliran waktu pada tempat
yang berbeda pula. Bayangkan saja, sekali lagi saya tegaskan coba anda
bayangkan. Di suatu tempat umum dimana anda berada disana dan kemudian ada
sebutir rudal yang tiba – tiba dengan beraninya rudal itu mengeluarkan gas
apalagi berbunyi dengan amat sangat keras sampai menusuk bahkan menghacurkan
gendang speaker aktif punya anda? Dan ternyata insiden itu membuat anda atau
yang di sekeliling anda termasuk korban yang meninggal dunia? Ya, tentu
berbagai macam rasa di hati berkolaburasi antara sedih, miris, dan bahkan marah
menjadi satu yang di rasakan oleh para orang tua korban atau saudara atau teman
dekat dan atau status hubungan apa yang mereka jalin. Dan pasti terbesit
pertanyaan – pertanyaan di pikiran yang berlalu lalang belum mendapat jawaban.
Petanyaan yang intinya ‘Mengapa?’
Dan
lagi – lagi kita merasa ada apa dengan agama kita ketika pelaku – pelaku bom
itu mengatas namakan ‘agama’ sebagai dalih untuk melakukan misi suci nan halal
yang dapat di lakukan begitu saja?. Sungguh ironis ketika agama kita (islam)
menjadi korban oleh manusia – manusia yang katanya jihad di jalan Allah. Akan
di taruh mana muka agama islam kita ini?. Islam yang katanya mengajarkan kekasih
sayangan tapi mengapa hal seperti itu biasa terjadi?. Bukankah allah mengutus
rasulnya Muhammad sebagai rahmatan lil ‘alamin?
Islam
agama yang bijak
Islam adalah agama yang
mengajarkan etika dan aturan main yang benar dalam setiap aspek kehidupan. Bukan
asal – asalan. Misalkan kita pernah membaca literatur sejarah islam atau sirah
Nabi. Di sana kita akan melihat begitu mendalamnya kesan yang membekas di hati
ketika islam dalam mengatasi masalah sosial keagamaan dengan jalur diplomatik
terlebih dahulu. Bukan jalur pertumpahan darah yang langsung di gunakanya. Apakah
anda tidak mengetahui Rasul telah melarang kita untuk membunuh manusia yang
haram untuk di bunuh seperti muslim, ataupun non muslim yang tidak menentang
pada kaum muslimin?.
Suatu pelajaran yang
menarik ketika kita menilik kembali kisah Nabi di saat menjadi kepala pemerintah di Kota Madinah. Di
mana Nabi mampu menyatukan hubungan sosial kemasyarakatan antara bani – bani
yang terdapat dalam kota Madinah yang sebelumnya selalu terjadi pertikaian dan
tidak akur itu. Di mana ketika Nabi memimpin Kota Madinah selalu menjunjung
tinggi nilai toleransi terhadap agama lain di wilayah itu seperti nasrani dan
yahudi. Semuanya di buat damai oleh rasul kita. Bagaimana tidak, orang yang non
muslim pun masih rasul lindungi. Sungguh itu adalah teladan yang begitu nyata.
Memang dalam sejarah
islam terjadi peperangan - peperangan dengan kelompok lain. Namun itu terjadi
karena ada hal – hal yang mendesak. Perang pun tidak asal perang. Ada peraturan
– peraturan dalam islam tentang peperangan. Perang dalam islam terjadi karena
beberapa sebab. Misalkan menahan diri
dari serangan kaum kafir. Atau juga ada kelompok pemberontak yang melawan
pemerintah.
Menghidupkan
nilai - nilai islam
Oleh
karena itu, kita sebagai kaum muslim harus terus berupaya dalam mengembalikan
wajah islam yang damai dan indah. Islam yang tidak di pandang menakutkan oleh
umat manusia. Tetapi islam yang selalu memberi kesejukan dalam setiap sisi
kehidupan. Tunjukan eksistensi islam
yang sesungguhnya. Dengan menghidupkan kembali syariat
islam secara benar. Mengaplikasikan nilai – nilai islam seperti tasamuh dan
saling sayang sesama manusia dalam kehidupan sehari – hari. Karena islam
bukanlah racun yang selalu menyakitkan. Tetapi islam adalah madu yang harus
kita lestarikan dan rasakan akan manisnya.
Islam bukan agama radikal