Allah…. Allah…. Allah…
Kubasuh wajah, tangan, kepala, dan kaki dengan kucuran rahmatMu
Hingga jiwa raga di izinkan olehMu berdiri tegak di atas sajadah
berlukis ka’bah
sekarang adalah masa dimana aku tundukkan kepala
sejenak aku diam
sejenak aku menghela nafas
sejenak ku himpun kekuatan tuk siap diri bersimpuh denganMu
Allah…
dengan segala kerendahan hati
ku angkat tanganku
ku ucap hati dan lisanku
niat ingsun sholat kerono lillahi ta’ala
Allahu Akbar…
tertutuplah segala pintu yang halal
masuk dalam ruang antara aku dan Sang Hyang
aku memuji
aku berdoa
aku pasrah
aku eliing eling eling
padaMu Gusti
hamba yang masih lusuh kumuh
lantas memasang wajah melas kelaparan
yang antara perut dan dada masih ku sikap
Allah…
padaMu aku menunduk siku bersudut Sembilan puluh
Kembali aku berdiri
kembali aku memuji
Allah…
Kini aku benar-benar tak berdaya sebagai seorang hamba
Di atas sajadah berlukis ka’bah
Aku tersungkur dalam kepasrahan
mengakuiMu sebagai Sang Maha Maha
Allah… Allah… Allah… Allah…
Di hadapan wajhuMu aku tengah bersimpuh malu
Lagi dan lagi aku memohon ya Allah…
Ampuni dosa kami ya Ghofar
rahmati kami ya Rahman
limpahkan rizki kami ya Ghaniy
dan tunjukkanlah kami hidayahMu ya Hadi..
ya Allah… Allah… Allah…
robbi.. ighfir lana wa liwalidaina robbi…
ya Allah…
somoga laku sholat menjadi laku hidupku
Allah…
Usailah dulu perjumpaan formal antara aku dan Engkau Tuhanku
Ku tutup dengan salam dan rahmatMu
Assalmu’alaikun Warahmatullah….
17 mei 2014
sajak purnama Teater Metafisis Semarang
"sebuah refleksi sembah marang Sang Hyang"
Sujud sembahku, padaMu Allahku