Saturday, 17 May 2014

Mencoba lepas


walau hati masih sesak tersentak
walau mulut masih terbalut marut
walau otak masih terendam dalam
Itu semua hanyalah belenggu yang terus menyeretmu

Ayolah,
Ubah segudang persepsi itu
Karena ‘anda adalah apa yang anda pikirkan’
Lakukan apa yang harus anda lakukan
dan nikmati seakan engkau benar-benar merasa keluar liar dari buih berjeruji besi

Sudah.. sudah..
Enyahlah dari genangan lumpur-lumpur itu!
Menepi dan rasakan lembut halusnya belaian angin pagi
Hangatnya cahya sang mentari

Atau kamu akan terus sungkurkan jiwamu yang lesu menunggu waktu
Sampai jam dinding itu meringis dan melirik padamu
dan semakin keras tertawa lepas menyindirmu kawan?


Yah, karena begitulah kadang hidup berputar keras
Tinggal apakah anda akan tetap duduk bersila
Hingga harimau ganas buas segera menjemputmu dengan erangan ngerinya serta taring yang tengah siap siaga untuk mencabik hatimu! Glek.

17 mei 2014
untuk temanku yang lagi galau, mas bonk. xkxk


Sujud sembahku, padaMu Allahku

Niat ingsun banyu wudhu kangge ngilangke hadas cilik kerono Allah ta’ala
Allah…. Allah…. Allah…
Kubasuh wajah, tangan, kepala, dan kaki dengan kucuran rahmatMu
Hingga jiwa raga di izinkan olehMu berdiri tegak di atas sajadah berlukis ka’bah

sekarang adalah masa dimana aku tundukkan kepala
sejenak aku diam
sejenak aku menghela nafas
sejenak ku himpun kekuatan tuk siap diri bersimpuh denganMu

Allah…
dengan segala kerendahan hati
ku angkat tanganku
ku ucap hati dan lisanku
niat ingsun sholat kerono lillahi ta’ala

Allahu Akbar…
tertutuplah segala pintu yang halal
masuk dalam ruang antara aku dan Sang Hyang
aku memuji
aku berdoa
aku pasrah
aku eliing eling eling

padaMu Gusti
hamba yang masih lusuh kumuh
lantas memasang wajah melas kelaparan
yang antara perut dan dada masih ku sikap

Allah…
padaMu aku menunduk siku bersudut Sembilan puluh
Kembali aku berdiri
kembali aku memuji

Allah…
Kini aku benar-benar tak berdaya sebagai seorang hamba
Di atas sajadah berlukis ka’bah
Aku tersungkur dalam kepasrahan
mengakuiMu sebagai Sang Maha Maha

Allah… Allah… Allah… Allah…
Di hadapan wajhuMu aku tengah bersimpuh malu
Lagi dan lagi aku memohon ya Allah…
Ampuni dosa kami ya Ghofar
rahmati kami ya Rahman
limpahkan rizki kami ya Ghaniy
dan tunjukkanlah kami hidayahMu ya Hadi..
ya Allah… Allah… Allah…
robbi.. ighfir lana wa liwalidaina robbi…
ya Allah…
somoga laku sholat menjadi laku hidupku
Allah…
Usailah dulu perjumpaan formal antara aku dan Engkau Tuhanku
Ku tutup dengan salam dan rahmatMu

Assalmu’alaikun Warahmatullah….

17 mei 2014
sajak purnama Teater Metafisis Semarang
"sebuah refleksi sembah marang Sang Hyang"